12 October 2014

Rangkuman Kebudayaan


Martabat hiji bangsa bisa diukur  tina budayana.” (Martabat suatu bangsa dapat diukur dari budayanya.), itulah penggalan kalimat yang saya dapati dari Alm. Abah Haji. Asep Sunandar Sunarya dalam sebuah pergelaran wayang golek yang beliau sampaikan melalui sosok si Cepot. Dari penggalan kalimat tersebut saya menyimpulkan bahwa setiap individu harus menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma budayanya masing-masing. Setiap suku bangsa di dunia sangatlah pasti memiliki kebudayaan masing-masing, sehingga dapat melahirkan peradaban tiap-tiap bangsa. Bahasa merupakan akar atau cikal bakal dari sebuah kebudayaan.
Adapun pengartian kebudayaan yang saya fahami adalah ide atau gagasan yang terdapat dalam sistem pengetahuan manusia dan dapat diterima dan diterapkan dalam kehidupan masyarakatnya. Dalam pengertian tersebut, kebudayaan dapat digambarkan dalam tiga wujud kebudayaan yaitu; pikiran, komunikasi, dan material. Pikiran didasarkan sebagai satu kompleks dari berbagai ide, nilai-nilai, norma, peraturan, dsb. Sementara komunikasi tergambar dalam sebuah aktivitas dan tindakan berpola manusia dalam masyarakatnya. Sedangkan wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya disebut material.
Kebudayaan mempunyai beberapa tahap, yang disebut tahap kebudayan. Tahap kebudayan tersebut antara lain:
ü  Mitis, yaitu tahap yang melahirkan sistem religi. Dalam tahap ini muncul-lah mitos dalam suatu masyarakat.
ü  Ontologis, yaitu tahap yang melahirkan sistem filsafat, sehingga dalam tahap ini muncul ilmu pengetahuan yang berkembang di masyarakat.
ü  Fungsional, yaitu menghasilkan manusia pemilih, sehingga manusia akan memilih antara tahap mitis atau ontologis atau bahkan menyatukan keduanya untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
  Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, kebudayaan memiliki beberapa karakter, yaitu; kebudayaan dapat dipelajari, dapat diwariskan, selalu berubah (dinamis), milik bersama (dalam kehidupan sosial masyarakat), suatu inegritas (saling berhubungan), dan dapat disesuaikan (sesuai perkembangan zaman). Untuk itu setiap elemen bangsa sangat diharuskan mencintai, menjunjung tinggi, dan bangga akan kebudayaannya masing-masing agar martabat bangsa yang berbudaya akan terlihat dimata bangsa lain. Selain daripada itu, setiap bangsa pun harus menghargai kebudayaan bangsa lainnya, sehingga dapat tercipta kedamaian dan kebersatuan didalam perbedaan dan keberagaman.

No comments:

Post a Comment

Sesebutan Usum-Usuman

Usum mamaréng = usum mimiti rék ngijih. Usum ngijih = usum hujan, ngecrek saban poé. Usum dangdarat = usum panyelang antara usum hujan je...