Dalam sumber sejarah dari piagam (prasasti) Kebantenan maupun piagam Batutulis atau naskah-naskah lontar, ejaan kata pakuan ternyata berbeda. Dalam piagam Kebantenan dari tembaga, tertulis kata pakuan, adapun dalam piagam Batutulis dan naskah-naskah lontar tertulis dengan menggunakan pasangan ‘wa’, menjadi pakwan. Ejaan dalam piagam Kebantenan dalam penggunaan vokal /u/ dan /a/ yang berurutan, sama seperti yang tertulis dalam piagam Wastu Kancana di Kawali (Ciamis). Disana terdapat kata-kata kadatuan dan buana.
Adapula disebutkan
dalam berbagai sumber sejarah terdapat tiga jenis: Pakuan Pajajaran, Pakuan,
dan Pajajaran. Nama Pajajaran yang mandiri, hanya tertulis dalam pembukaan
piagam Kebantenan V yang tertulis; “Pun
ini piteket nu seba ka pajajaran”. Namun nama Pakuan Pajajaran agak sering
didapat dibanding nama Pajajaran dalam piagam Kabantenan maupun dalam
naskah-naskah lontar. Tetapi dibanding keduanya (Pakuan Pajajaran dan
Pajajaran) nama Pakuan lebih sering disebutkan.
Menurut Holle (dalam
TBG, 17, 1867) bisa jadi nama Pakuan Pajajaran diartikan sebagai pohon paku
(pakis) yang berjajar (de oprijen staande
pakoebomen). Untuk menguatkan argumennya, Holle menunjukan adanya sungai
kecil Cipaku yang melintasi daerah Batutulis bekas pusat pemerintahan
Pajajaran.
Sementara Poerbatjaraka
berpendapat, kata Pakwan jika
dibahasa Jawa-kan menjadi Pakuwon
yang berasal dari kata kuwu. Pakuwon berarti tempat tinggal. Dalam
bahasa Sunda Kawi kata Pakwan berarti pesanggrahan atau tempat tinggal.
Dari Pakwwan berubah menjadi Pakwan, jika “lidah Sunda”
menyebutkannya maka akan berbunyi pakuan.
Poerbatjaraka berpendapat bahwa Pakuan Pajajaran berarti keraton (tempat
tinggal para pejabat kerajaan) yang berjajar (de aan rijen staande hoven), meskipun tidak menjelaskan secara detail. (TBG, 59, 1921).
Menurut Amir Sutaarga
(Prabu Siliwangi, 1965), kata Pakuan berarti kota (negara, jika dalam
kerajaan), sedangkan Pajajaran nama untuk pakuan tersebut. Ini merujuk kepada
pendapat Ir.H. ten Dam (Indonesie, 10, 1957).
Dari
berbagai pendapat para ahli tersebut nama Pakuan Pajajaran ternyata melahirkan
banyak tafsiran, sehingga Amir Sutaarga berujar, nama Pakuan Pajajaran sangat
banyak mengandung arti (poly
interpretable). Dari sana kita dapat menginterpretasikan sendiri arti dari
Pakuan Pajajaran sesuai pendapat para ahli dan dari berbagai sumber lainnya.
No comments:
Post a Comment