17 May 2014

Menelisik Arti Dari Pakuan Pajajaran


  Dalam sumber sejarah dari piagam (prasasti) Kebantenan maupun piagam Batutulis atau naskah-naskah lontar, ejaan kata pakuan ternyata berbeda. Dalam piagam Kebantenan dari tembaga, tertulis kata pakuan, adapun dalam piagam Batutulis dan naskah-naskah lontar tertulis dengan menggunakan pasangan ‘wa’, menjadi pakwan. Ejaan dalam piagam Kebantenan dalam penggunaan vokal /u/ dan /a/ yang berurutan, sama seperti yang tertulis dalam piagam Wastu Kancana di Kawali (Ciamis). Disana terdapat kata-kata kadatuan dan buana.
Adapula disebutkan dalam berbagai sumber sejarah terdapat tiga jenis: Pakuan Pajajaran, Pakuan, dan Pajajaran. Nama Pajajaran yang mandiri, hanya tertulis dalam pembukaan piagam Kebantenan V yang tertulis; “Pun ini piteket nu seba ka pajajaran”. Namun nama Pakuan Pajajaran agak sering didapat dibanding nama Pajajaran dalam piagam Kabantenan maupun dalam naskah-naskah lontar. Tetapi dibanding keduanya (Pakuan Pajajaran dan Pajajaran) nama Pakuan  lebih sering disebutkan.
Menurut Holle (dalam TBG, 17, 1867) bisa jadi nama Pakuan Pajajaran diartikan sebagai pohon paku (pakis) yang berjajar (de oprijen staande pakoebomen). Untuk menguatkan argumennya, Holle menunjukan adanya sungai kecil Cipaku yang melintasi daerah Batutulis bekas pusat pemerintahan Pajajaran.
Sementara Poerbatjaraka berpendapat, kata Pakwan jika dibahasa Jawa-kan menjadi Pakuwon yang berasal dari kata kuwu. Pakuwon berarti tempat tinggal. Dalam bahasa Sunda Kawi kata Pakwan  berarti pesanggrahan atau tempat tinggal. Dari  Pakwwan berubah menjadi Pakwan, jika “lidah Sunda” menyebutkannya maka akan berbunyi pakuan. Poerbatjaraka berpendapat bahwa Pakuan Pajajaran berarti keraton (tempat tinggal para pejabat kerajaan) yang berjajar (de aan rijen staande hoven), meskipun tidak menjelaskan secara detail. (TBG, 59, 1921).
Menurut Amir Sutaarga (Prabu Siliwangi, 1965), kata Pakuan berarti kota (negara, jika dalam kerajaan), sedangkan Pajajaran nama untuk pakuan tersebut. Ini merujuk kepada pendapat Ir.H. ten Dam (Indonesie, 10, 1957).
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut nama Pakuan Pajajaran ternyata melahirkan banyak tafsiran, sehingga Amir Sutaarga berujar, nama Pakuan Pajajaran sangat banyak mengandung arti (poly interpretable). Dari sana kita dapat menginterpretasikan sendiri arti dari Pakuan Pajajaran sesuai pendapat para ahli dan dari berbagai sumber lainnya.

.

No comments:

Post a Comment

Sesebutan Usum-Usuman

Usum mamaréng = usum mimiti rék ngijih. Usum ngijih = usum hujan, ngecrek saban poé. Usum dangdarat = usum panyelang antara usum hujan je...